Perlahan langit berlumpur,
Pijar lampion seperti bulan yang tua
Seperti wajahmu, memucat dalam kesedihan.
Manakala hujan seperti ribuan jarum
Menghujam jantungmu
Lalu aku masih punguk yang pikun
Dengan telunjuk tetap tegak menunjuk
Pada cakrawala bercincin kuning telur
Cakar petir merebut ketenangan langit cianjur
Dari mataku; dua parit mengalirkan darah
Seperti kota ini, aku telah kehilangan banyak usia
Menakar rindu dalam belantara kesunyian
Malam menggigil, bulan terbungkus awan
Ah, kenapa aku mesti selalu dimiskinkan keyakinan?
oleh soyan iyan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar