Cara Berpikir kedua melandaskan dirinya kepada iman. Manusia tanpa iman akan selalu gelisah dan terbentur pada asumi yang bertambah pekat. Justru dengan menyadari keterbatasan diri serta relativitasnya, manusia harus berani memotong seluruh kelemahannya dengan cara beriman. Iman adalah pelabuhan dirinya, Dari pelabuhan itulah sang biduk mulai melakukan pelayarannya mengarungsi samudra pencariannya.
Dalam pencariannya itu, dia tidak boleh lupa pada misinya bahwa dia berpijak di atas postulat iman yang kokoh. Cara dirinya berpikir dipakainya untuk memperkuat keimanannya. Seorang muslim bebas untuk berpikir bertanya, bahwa mencurigai segala apa pun, tetapi pada bingkai iman.
Hal ini dikarenakan keyakinan telah menjadikan dirinya menjadi manusia yang bebas untuk berpikir, betapa pun kemungkinan hasil pikirannya adalah salah. Norma ijtihad sebagai bentuk pendekatan pencarian kebeneran tetap dihargai dengan mendapatkan pahala walapun hasilnyaijtihadnya ternyata salah. Di sini, kita melihat penghargaan Islam atas fungsi intelektual-kapasitas berpikir, betapapun manusia mempunyai bahaya untuk salah, menyimpang, atau lupa (innal-insaan mahallul khaththawa nis-yan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar