Minggu, 10 Juli 2011

TEORI BROADCASTING

Kebutuhan akan hiburan dari dulu sampai sekarang tidak pernah habisnya, dari mulai yang sederhana sampai ke alat yang sudah  serba digital di era zaman sekarang. Dan, salah satu sarana hiburan yang paling mudah sekaligus ekonomis untuk mendapatkannya adalah melalui media radio. Cukup berada di rumah, di jalan, atau dimana saja kita sudah bisa mendengarkan radio , sebagai contoh misalnya disela-sela pikiran yang stress. Dengan mendengarkan radio pikiran akan kembali fresh dan lupa akan semua hal yang membuat stress tadi sampai pada saat kita lagi kasmaranpun radio itu bisa membuat hati dan pikiran bermain dalam khayal, jadi sebenarnya radio itu punya banyak sekali kekuatan. 

Jadi kekuatan dari radio itu adalah sebagai “Theater Of Mind” yang tidak dimiliki oleh media hiburan lainnya. Tetapi bukan berarti radio itu tidak memiliki musuh dalam hal menarik audiensnya dan musuh utama radio itu adalah televise. Televisi memiliki semua sarana untuk menarik audiensnya yang lebih lanjut disebut memiliki sarana audiovisual, melalui suara dan juga gambar, tapi hanya satu kelemahan televise yaitu theater of mind. 
Untuk menghadapi ancaman dari dunia pertelevisian, sekarang ini dunia peradioan juga tidak lagi hanya menghadirkan pemutaran lagu-lagu sebagai mana seperti standard radio biasa tapi berusaha untuk lebih mengemas acara-acara yang pada dasarnya mengajak emosi pendengar untuk tetap merasa ingin tahu acara-acara yang dihadirkan. Dan semua itu mebutuhkan tenaga dan pikiran yang kreatif untuk menciptakannya yang tentunya harus berkualitas. 

Beberapa hal yang dibutuhkan untuk menciptakan suatu siaran radio itu berkualitas adalah:

1.Kualitas frekuensi dan modulasi (power suatu radio)
2.Jangkauan siaran
3.Dj radio / announcer
4.Acara
5.Peralatan / Equipment

Dalam hal ini seorang penyiar sangat menentukan bagaimana kualitas dari acara ataupun program yang dibawakannya di radio, yang akan di jabarkan dalam  “RADIO WRITING”.
RADIO WRITING

Radio writing merupakan suatu pedoman seorang Dj Radio atau Announcer dalam membawa sebuah program acara radio supaya lebih terarah dan langsung pada topic yang sedang dibicarakan. Dengan kata lain untuk mendapatkan kualitas siaran yang baik harus memenuhi syarat-syarat radio writing.
          Adapun tahapan-tahapan dari radio writing adalah sebagai berikut:

I. OLAH VOKAL

Pendengar radio tentunya sangat menginginkan informasi yang dihadirkan di radio itu jelas, padat dan berisi dan itu semuanya bergantung kepada Dj radio. Untuk mengantisipasi semuanya itu dituntut kepada vocal suara dari Dj radio yang terucap sangat jelas. Untuk mendapatkan vokal suara yangjelas harus berlatih olah vokal seperti halnya seorang penyanyi.

Olah vokal di sini banyak sekali kesamaannya dengan olah vokal dari penyanyi hanya olah vokal di radio tidak serumit atau seluas yang ada dalam dunia nyanyi. Untuk melatih vokal yang bagus sangat diperlukan Humming kuat dari seorang Dj radio.
Humming adalah suara diafragma yang keluar dari rongga dada dan akan terasa bergetar di hidung selanjutnya akan mengalir sampai ke seluruh wajah

1.mmmm…mmmmm…mmmmm…mmmmm…
2.mmmm…mmmaaaa…aaaaaaaa….aaaaaaaa…
3.mmmm…mmmmiiii…iiiiiiiiiiii….iiiiiiiiiiiii…
4.mmmm…mmmoooo…ooooooo…ooooooo…
5.mmmm…mmmuuuu…uuuuuuu…uuuuuuu…
6.mmmm…mmmeeee…eeeeeeee…eeeeeeeee..
7.mmmm…mmmaaaa…aaaaiiiiii…iiiiinnnnn…
8.mmmm…mmmaaaa…aaaaeeee…eeeennnn…
9.dst…kombinasi seluruhnya

II. READING

Reading adalah suatu teknik pembacaan script dalam siaran radio yang meliputi intonasi, aksentuasi, dan artikulasi.
Intonasi       : Tinggi rendah atau naik turunnya suatu kata yang diucapkan.
Aksentuasi   : Jelas tidaknya suatu kata diucapkan 
Artikulasi    : Jelas tidaknya pernafasan yang dilakukan ( suara diafragma ). 

III. SCRIPT WRITING

Untuk menghindari supaya tidak terjadi kesalahan pengucapan ataupun kehilangan kata-kata pada saat penyampaian info dalam siaran, seorang Announcer memerlukan panduan khusus yang di sebut dengan Script.
       Script merupakan rangkaian susunan kalimat-kalimat yang akan diucapkan seorang Announcer yang ditulis ataupun diprint di dalam kertas sehinnga informasi yang disampaikan ke pendengar menjadi lebih singkat, jelas, dan padat.
Langkah-langkah pembuatan script:

1.Read It
Membaca terlebih dahulu sumber informasiyang akan disajikan, selanjutnya mengerti akan sumber tersebut.
2. Think It
Memikirkan kutipan yang akan diambil sebagai bahan siaran, sekaligus memikirkan suatu kalimat yang dapat membuat pendengar menjadi ingin tahu apa yang diinformasikan. Dalam hal ini disebut sebagai “Couriousity” berasal dari kata curious yang artinya ingin yahu / penasaran
3. Write It
Mulailah membuat script dengan rangkaian kata-kata yang dipakai dalam bahasa sehari-hari supaya lebih dekat dengan pendengar. Sebagai catatan script disarankan tidak panjang untuk menghindari kejenuhan pendengar akibat waktu yang terlalu lama seorang announcer menyampaikan informasinya.


Sebagai tambahan pembuatan script juga harus mengandung 4W + 1 H, yaitu:
1. What      : Apa infonya?
2. When      : kapan terjadinya?
3. Where     : Di mana terjadinya?
4. Who        : Siapa pelakunya?
5. How        : Bagaimana?

TEORI MIXING

Teknik mixing yang bagus juga sangat menunjang kualitas dari suatu program radio, dan seorang announcer harus memiliki feeling ynag kuat dan menyatu terhadap berbagai macam irama musik yang sedang di mainkan.
 Ada beberapa tipe lagu yang perlu diperhatikan seorang announcer untuk mendapatkan mixing yang bagus, yaitu Cut Off (lagu yang diakhirnya langsung habis) dan Fade Out (lagu yang pelan-pelan habis).
Selain itu ada juga intro dari sebuah lagu yang berbeda-beda misalnya seperti:

1. Bla           : Penyanyi dan musik langsung nyanyi (tidak ada intro).
2. Krincing   : Intro ada tetapi sayup-sayup mulai terdengar atau ditandai
 dengan satu jenis alat musik misalnya piano, gitar dll.
3. Genjreng  : Intro ada tetapi semua alat musik langsung bermain. 
          Untuk melakukan mixing yang bagus seorang announcer juga harus mengenal betul jenis-jenis musik misalnya, pop, rock, r & b, hip hop dll.

Hal yang perlu diperhatikan pemutaran antara lagu yang satu ke lagu yang lainnya harus mempunyai variasi supaya pendengar tidak merasa jenuh dengan lagu-lagu yang dihadirkan, sebagai contoh misalnya: 

Lagu 1 : Cowok / R & B / Up Beat
Lagu 2 : Cewek / Rock / Middle Noisy
Lagu 3 : Cowok / Pop/ Slow
Dst… 
Tetapi, kalau saja terjadi pemutaran lagu dari up beat ke slow itu bisa dilakukan dengan catatan harus memakai bridge atau jembatan yang menghubungkan kedua lagu tersebut agar tidak aneh terasa dengan memutar station ID.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar